Industri properti sejak dahulu kala diketahui merupakan industri yang tidak
akan ada matinya. Selain harga properti yang tidak pernah turun, metode
pemasaran properti pun kini telah berkembang pasca munculnya property
marketplace yang beragam.
Saat ini, baik penjualan properti atau penyediaan informasi terkait
properti telah tergolong sangat transparan dan dapat diakses dengan mudah via
internet.
Di tengah-tengah perkembangan pemasaran properti di Indonesia dalam
beberapa tahun terakhir, portal properti global Lamudi.co.id memaparkan harga
rumah yang paling diincar oleh property seekers.
Berdasarkan survey sepanjang 2017, harga properti dengan pencarian
terbanyak berada di kisaran harga Rp350 juta hingga Rp550 juta rupiah, yaitu
golongan harga untuk masyarakat berpendapatan menengah.
Adapun properti yang paling diincar property seekers diketahui masih
dipuncaki oleh hunian tapak, yang disusul oleh apartemen, ruko, dan yang
terakhir adalah jenis properti lahan.
Menindak lanjuti hasil survey tersebut, Eddy Ganefo, Ketua Dewan
Pertimbangan Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) mengiyakan bahwa para pengembang
perumahan berbondong-bondong menghadirkan produk hunian untuk kalangan menengah
dengan banderolan harga di bawah 500 juta.
Eddy mengatakan pertumbuhan pasar hunian untuk masyarakat berpenghasilan
menengah ke bawah terlihat lebih prima dan sangat tinggi dibanding pasar untuk kelas
menengah ke atas. Meskipun masih ada sebagian masyarakat yang mengincar
properti mewah (kelas atas), namun pertumbuhannya cenderung stagnan dikarenakan
faktor kondisi perekonomian yang fluktuatif
Ia juga tidak menampik bahwa pertumbuhan pasar rumah menengah dengan
banderolan harga tersebut akan tergerus dari pasar pencarian hunian murah.
Dalam prediksinya, sejumlah rumah dijual murah atau rumah subsidi akan memuncaki
pencarian terbesar dari masyarakat pencari properti, khususnya masyarakat
pencari properti pertama.
Lebih spesifik di wilayah pencarian properti terbesar di Indonesia, yakni
kawasan Jabodetabek, Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW), Ali
Tranghanda, mengatakan lokasi pencarian hunian murah yang paling banyak diburu
oleh masyarakat berada pada wilayah Timur Jakarta.
Menurutnya, Bekasi merupakan wilayah yang paling banyak dicari masyarakat
dikarenakan letak wilayahnya yang sangat dekat baik ke kawasan industri
sekitaran, maupun ke kawasan-kawasan bisnis dan perkantoran di DKI Jakarta.
Kemudahan akses dari pembangunan infrastruktur yang masif di area satelit
Ibukota tersebut memainkan peran yang sangat penting untuk datangnya para
pencari properti yang beraktivitas di sekitaran ibukota. Alasan tersebut juga
ia katakan menjadi faktor tumbuhnya pengembang properti yang mengalokasikan
dana untuk mengembangkan
sejumlah hunian dengan harga bersaing disana.
Saat ini saja, aksesibilitas dari Bekasi menuju Ibukota dapat ditempuh
tidak hanya melalui jalan bebas hambatan dan jalan raya besar, namun juga
terdapat akses transportasi melalui jalur kereta api. Kedepannya, akses
transportasi akan bertambah setelah terbangunnya proyek Light Rapid Transit dan
Jalan Tol Elevated Cikampek.
'Jika melihat kemudahan aksesibilitas yang dihadirkan oleh pembangunan
infrastruktur di Bekasi, area tersebut akan semakin dilirik para developer
properti dengan asumsi wilayah tersebut merupakan ladang yang baik untuk bisnis
properti'.
0 Komentar