Difteri
adalah salah satu penyakit menular yang cukup berbahaya dan bisa menyerang
siapa saja, baik itu orang dewasa terlebih anak-anak. Penyakit yang satu ini
disebabkan oleh infeksi bakteri corynebacterium diphtheriae. Anda harus
mengenali gejala difteri untuk bisa memberikan pengobatan secepatnya.
Lalu, apa saja gejala dari penyakit yang satu ini?
Tanda-Tanda
Penyakit Difteri
Ada
banyak tanda-tanda yang bisa Anda jadikan patokan apakah Anda atau keluarga
terkena difteri atau tidak. Tanda-tanda tersebut terdiri dari tenggorokan yang
dilapisi selaput tebal berwarna abu-abu dan rasang tenggorokan sehingga membuat
suara menjadi serak. Selain itu, gejala dari penyakit ini juga ditandai dengan
terjadinya pembengkakan pada kelenjar leher.
Masalah
pernapasan dan sulit menelan juga bisa menandakan bahwa Anda terserang difteri.
Hidung yang mengeluarkan cairan berlebih dan ngiler juga bisa Anda jadikan
patokan. Selain itu, demam dan menggigil serta batuk yang keras juga bisa jadi
pertanda bahwa Anda terserang penyakit difteri.
Bila
tanda-tanda tersebut sudah menyerang Anda, baiknya segera hubungi dokter untuk
tindakan lebih lanjut. Dengan begitu, penyakit ini tak akan lebih parah dan
menyerang orang lain. Ingat, difteri adalah penyakit yang menular dan beberapa
waktu lalu sempat menjadi endemik di Indonesia.
Bagaimana
Cara Dokter Memberikan Pengobatan?
Pada
umunya, dokter akan mengobati penyakit difteri setelah gejala difteri
dipastikan Anda derita. Sebelum itu, dokter akan melakukan serangkaian uji coba
untuk mengetahui apakah Anda benar-benar menderita penyakit ini. Bila setelah
uji coba hasilnya adalah positif, barulah dokter memberikan penanganan
lanjutan.
Setidaknya,
ada dua jenis obat yang diberikan pada penderita difteri ini. Pertama adalah
antotoksin. Antitoksin ini akan disuntikkan ke tubuh melalui pembuluh darah
untuk menetralkan racun difteri yang sudah kadung beredar di tubuh penderita.
Namun, sebelum memberi ini dokter juga akan melakukan tes apakah Anda memiliki
riwayat alergi.
Hal
ini berguna agar antitoksin yang diberikan tidak menyebabkan penyakit lain pada
diri Anda. Selain antitoksin, dokter juga akan memberikan antibiotik pada tubuh
Anda. Antibioti ini berguna untuk membunuh bakteri dalam tubuh dan membersihkan
infeksi yang dibuatnya. Jenis antibiotik ini biasanya adalah penisilin dan
aritromisin saja.
Pengobatan
di Rumah
Meski
penyakit difteri tidak bisa disembuhkan dengan obat tradisional atau hanya
berdiam diri di rumah saja, setidaknya Anda bisa melakukan serangkaian kegiatan
yang bisa meringankan penyakit Anda tatkala sudah diperbolehkan pulang dari
rumah sakit. Kegiatan tersebut adalah banyak bed rest atau istirahat
yang cukup.
Istirahat
di sini adalah tidur. Batasi juga aktivitas fisik apabila jantung Anda
bermasalah. Mungkin kegiatan ini akan harus Anda lakukan
selama beberapa minggu setelah penyakit tersebut membaik agar fisik Anda
benar-benar fit. Selain itu, Anda juga harus melakukan isolasi ketat
selama menderita penyakit ini atau bila belum benar-benar sembuh.
Isolasi
ketat ini bertujuan agar Anda tidak menyebarkan penyakit difteri pada orang
lain. Terlebih, penyakit yang satu ini sangat mudah menular. Bisa menular lewat
kontak langsung dengan penderita, juga bisa dikarenakan cairan yang keluar dari
tubuh si penderita terumata akibat bersin dan batuk.
Jadi,
Anda sudah tahu apa saja gejala difteri yang harus diwaspadai, ya! Kalau
merasa Anda menderita gejala tersebut, baiknya segera pergi ke dokter untuk
pemeriksaan lebih lanjut. Ketika sudah sembuh, jangan lupa untuk selalu menjaga
kebersihan dan jangan lupa vaksin. Menjaga kebersihan bisa dengan banyak cara.
Salah satunya dengan pakai sabun Lifebuoy!
0 Komentar