 |
| Sumber: https://www.pexels.com/photo/a-man-and-a-woman-with-ppe-s-talking-at-a-construction-site-8961065/ |
Anda mungkin sudah menyiapkan uang untuk membangun rumah impian hingga memilih material berkualitas seperti beton ready mix, baja untuk struktur bahkan finishing rumah. Namun itu saja belum cukup karena struktur bangunan yang dibuat harus bisa menahan beban dengan baik jika ingin kuat.
Apalagi Indonesia terkenal sering mengalami gempa yang membuat struktur bangunan harus dibuat kokoh. Ada banyak beban yang harus ditanggung oleh bangunan, terutama jika Anda ingin membangun rumah lebih dari satu lantai. Ada banyak beban dalam konstruksi yang harus Anda kenali terlebih dahulu.
4 Jenis Pembebanan dalam Struktur Bangunan
Beban menjadi komponen yang harus diperhitungkan dengan matang karena akan menyebabkan tekanan, deformasi dan perpindahan yang bisa jadi kegagalan konstruksi. Oleh karena itu setiap kontraktor harus mengikuti standar perencanaan bangunan dalam hal beban ini dengan baik.
Ada beberapa jenis beban yang harus bisa ditahan oleh struktur bangunan yaitu:
1. Beban Hidup
Pengertian dari beban hidup dalam suatu bangunan adalah beban yang berpindah-pindah. Perpindahan ini disebabkan oleh pengguna atau pemilik bangunan yang sifatnya tidak tetap. Contohnya saja gedung perkantoran yang memiliki beban lebih banyak waktu jam kerja dibandingkan akhir pekan.
Beban ini akan diambil nilainya berdasarkan luas dari bangunan yang bisa mengatasi beban tertentu. Misalnya saja ruang kantor bisa menahan beban 245 kg per m2 dan loteng yang digunakan untuk gudang hanya bisa menahan beban 98 kg per m2.
2. Beban Gempa
Mengingat Indonesia sering mengalami gempa, maka bangunan harus memperhitungkan beban gempa ini. Pengertiannya sendiri adalah beban yang terjadi pada struktur bangunan karena adanya pergerakan tanah dari getaran gempa bumi.
Permasalahan beban gempa ini sudah dicantumkan dalam SNI 1726 2019, yaitu beban yang bisa terlewati untuk struktur bangunan berusia 50 tahun adalah sebesar 2%. Nilainya sendiri diambil dari rata-rata geometrik tanah puncak (PGA).
3. Beban Angin
Tidak disangka bahwa angin yang berasal dari struktur untuk lintasan angin sehingga menimbulkan aliran angin menjadi berbelok atau berhenti. Efek beban yang diberikan memang jauh lebih rendah oleh karena itu tidak memiliki pengaruh yang besar pada struktur bangunan.
Hanya saja beban angin ini akan diperhitungkan dalam pembuangan gedung pencakar langit karena tekanan udara akan semakin meningkat. Khususnya ketika pembangunan memanfaatkan bahan yang lebih ringan, maka besaran bentang bangunan harus dihitung kembali.
4. Beban Mati
Disebut juga dengan dead load yang artinya beban bangunan itu sendiri yang permanen dikonstruksi. Mulai dari komponen struktural hingga arsitektural. Beban tidak akan berubah meskipun rumah sudah lama berdiri.
Contoh struktur yang termasuk dalam beban mati seperti baja, beton bertulang, dinding, finishing lantai, plafon, atap dan masih banyak lagi. Nilai material ini akan dihitung bebannya dalam sebuah bangunan.
Menghitung beban ini harus dilakukan sejak awal ketika menyusun struktur bangunan. Oleh karena itu Anda harus memastikan jenis material apa saja yang digunakan untuk memudahkan penghitungannya.
Salah satu material bangunan terbaik yang direkomendasikan adalah SCG Beton Normal yang memudahkan Anda dalam mengecor lantai dasar bangunan. SCG Beton Normal memiliki kekuatan tekanan 175 kg per m2. Dibuat dengan standar internasional sehingga mampu mencapai target kuat setelah 28 hari pengecoran.
Tidak hanya lantai, Anda bisa menggunakan SCG Beton Normal ini sebagai material pembuatan kolom, beam, hingga pondasi. Masih banyak material terbaik yang direkomendasikan dan bisa Anda pilih langsung melalui scgcbm.id.
Sumber:
https://www.sisipil.com/jenis-jenis-beban-pada-struktur-bangunan/
https://www.awrm.co.id/jenis-jenis-beban-pada-struktur-bangunan/
https://rekayasastruktur.com/daftar-beban-pada-rekayasa-struktur/
https://www.arsitur.com/2019/03/jenis-beban-pada-struktur-bangunan.html
0 Komentar